
Sejumlah pengemudi becak mangkal di shelter becak kawasan, Pejagalan, Jakarta Utara, Selasa (9/10). Foto: MI/Pius Erlangga.
Jakarta: Ketua Fraksi NasDem DPRD DKI Jakarta Bestari Barus
merespons kebijakan tentang becak di Ibu Kota. Becak diizinkan kembali
beroperasi bukan sebuah terobosan atau alternatif, tapi kesalahan pola pikir.
"Itu kemunduran berpikir Gubernur (Anies
Baswedan)," kata Bestari di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Kamis, 11
Oktober 2018.
Menurut Bestari, moda roda tiga itu tak cocok dioperasikan
di Jakarta. Teknologi sudah begitu modern. Eksploitasi tenaga manusia tak lagi
dibutuhkan. Beda hal, kalau itu dalam konteks pengembangan wisata kebudayaan.
"Kalau tujuan
angkutan, kita sudah terlalu maju. Sudah ada MRT, LRT, sudah ada Busway, masa
kita memikirkan itu lagi," imbuh Bestari.
Bestari menyarankan Pemprov DKI memberi alternatif kekinian.
Banyak inovasi seperti bajaj dengan bahan bakar gas yang bisa dipakai di
kampung. Tinggal bagaimana mengarahkan para pengemudi bajaj tersebut.
Bestari juga mengkritik kinerja Gubernur Jakarta Anies
Baswedan. Menurut dia, Anies bekerja dengan patokan: asal berbeda dengan
pendahulu. Padahal, belum tentu hal tersebut efektif.
"Berpihak pada wong cilik itu bukan menyuruh mereka
jadi tukang becak. Naikkan taraf hidupnya," kata Bestari.
Terkait wacana pengaturan becak yang dilarang masuk ke jalan
protokol, Bestari menyatakan keraguan. Sebab bukan tak mungkin tukang becak
akan 'melebarkan sayap' ke jalanan utama, jika diberi izin beroperasi di
kampung-kampung.
"Kan awalnya di
kampung, lama-lama ke kota. Saya kira kita kan sudah melahirkan bajaj berbahan
bakar gas. Ramah lingkungan juga, diminati ibu-ibu," tandas Bestari.
Asal Artikel
Kebijakan Becak Dianggap Kemunduran Berpikir Gubernur DKI
Reviewed by NJD Yasdwipura
on
11:48 PM
Rating:



No comments: